Potretnegerinews.com, Pekanbaru/Riau -Gubernur Riau, Abdul Wahid, menekankan pentingnya pengambilan kebijakan yang membumi dan tidak mengawang-awang, sebagaimana disebutkan dalam pepatah orang Melayu. Hal ini disampaikannya dalam pidato saat menghadiri rilis data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Selasa (8/4/2025).
"Saya selalu mengawali pekerjaan itu dengan data untuk mengambil kebijakan. Sehingga kebijakannya itu tidak mengawang-awang kalau kata orang Melayu. Jadi, kebijakan itu harus lebih membumi. Maka dari itu, data menjadi sesuatu hal yang penting bagi saya dalam mengambil keputusan," tutur Wahid.
Ia menyebut BPS sebagai salah satu sumber data yang paling dapat dipercaya untuk dijadikan acuan dalam penyusunan kebijakan pemerintah.
"Menurut saya, BPS adalah sumber data terpercaya. Saya juga selalu pegang data dari dua lembaga, yakni BPS dan Bank Indonesia," sebutnya.
Menurut Wahid, kepercayaan terhadap data dari dua lembaga tersebut tidak hanya datang dari pemerintah daerah, tetapi juga masyarakat luas, termasuk masyarakat internasional.
"Karena kalau BI sudah merilis data, tentu ada sesuatu hal yang perlu kita cermati. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap data BI dan BPS sangat tinggi," ujarnya.
Di tengah kondisi ekonomi yang masih belum stabil, Wahid menegaskan bahwa setiap kebijakan yang diambil Pemprov Riau harus tepat sasaran dan tidak membuang anggaran secara sia-sia.
"Kalau kita tidak hati-hati, uang bisa mubazir. Padahal keuangan kita terbatas. Jadi, ini yang paling penting," ucapnya.
Wahid juga menyampaikan harapannya agar data yang dirilis BPS tidak hanya menampilkan hal-hal yang membanggakan, tetapi juga fakta-fakta pahit yang perlu disikapi secara serius.
"Saya tidak mau rilis hanya yang membanggakan saja. Yang mengecewakan juga saya perlu tahu, karena itu yang paling penting untuk mencarikan solusi, bukan untuk mencari pujian," tutup Wahid.
Editor: Sigalingging